MI Ikuti Implementasi K-13

Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) menggelar workshop implementasi kurikulum 2013 (K-13) dan pendekatan pembelajaran paikem, yang diikuti 120 Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) dari enam kecamatan di Kabupaten Cianjur, yang digelar di Aula Kementrian Agama (Kemenag) Cianjur. 

Kegiatan workshop yang digelar KKMI ini, bertujuan sebagai persiapan pelaksanaan K-13 dilingkungan MI Cianjur, bahkan kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pemahaman bagi guru MI bagaimana implementasi penerapan K-13 yang akan segera diterapkan. 

Kepala Seksi Madrasah Kemenag Cianjur, Tapip Supriadi menjelaskan, pada 2016 ini dari 220 MI yang ada di Kab. Cianjur, sebanyak 440 guru akan mengikuti kegiatan workshop implementasi K-13 dan pendekatan pembelajaran paikem, dimana kegiatan ini dibagi menjadi empat tahap yang diselenggarakan oleh KKMI. Kali ini diikuti oleh sekitar 120 guru tahap kedua dengan tujuan persiapan pelaksanaan K-13 dilingkungan MI Cianjur secara maksimal. 

"Tahun kemarin sebenarnya sudah menggunakan K-13 tapi terbatas karena hanya kelas 1 sampai kelas 5 saja, sementara kelas 3 dan kelas 6 hanya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan bahasa arab dan mata pelajaran lainnya belum," ucap Tapip kepada "BC", Rabu, (10/7).

Lanjut dia, K-13 merupakan kurikulum yang lebih aktif dan tematik, sehingga strukturnya lebih panjang berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Untuk itu, tenaga pendidik harus lebih disiapkan meskipun di tahun 2014 sudah dilaksanakan bimtek secara bertahap.

"Kan targetnya tahun depan semua MI sudah menggunakan Kurikulum 2013 jadi sangat penting untuk guru bisa mengikuti kegiatan workshop," jelasnya.

Sementara itu, Panitia Kegiatan, Aliya Bismielia mengungkapkan, dalam rangka kegiatan workshop di tahun 2016 melibatkan 32 kecamatan yang sebelumnya sudah diikuti sekitar tujuh kecamatan dan sekarang diikuti enam kecamatan yang terdiri dari Kecamatan Pagelaran, Sindangbarang, Kadupandak, Cibeber, Cianjur dan Sukaluyu. Guru yang ikut sekitar 120 peserta yang mewakili sekolahnya masing-masing dari kelas 1 dan 4 ada juga kelas 2 dan 5.

"Iya kegiatan ini menuntut untuk memberikan pemahaman kepada guru untuk memudahkan dalam pembelajaran dan memberikan wawasan yang luas agar bisa mengimplementasikannya di kelas. Masing-masing sekolah kirim dua orang guru PAI," terangnya.

Selain K-13, pembahasan yang diberikan yaitu mengenai pendekatan pembelajaran paikem yang erat kaitannya dengan K-13. Pasalnya dalam kegiatan pembelajaran dituntut untuk lebih kreatif, inovatif, sehingga pembelajaran tidak monoton. Peserta dibagi menjadi tiga kelompok yang masing-masing ruangan diisi satu oleh satu narasumber yang dihadirkan dari Balai Diklat Kemenag, Bandung dengan masing-masing 40 peserta.

"Bahkan pengawas pun ikut serta memberikan materi. Kiranya kita ingin peserta lebih efektif dalam menerima materi, jangan hanya mengikuti tapi mampu memahami apa yang disampaikan dalam kegiatan ini untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah nantinya," ungkapnya.

Sumber : BERITACIANJUR.COM
Copyright © 2016 By Ichsan Mujahid.